Dari Suku Inuit, Medan Perang Hingga Modernist Connoisseurs

Dari Suku Inuit, Medan Perang Hingga Modernist Connoisseurs

Parka, satu dari sekian banyak varian jaket ini menjadi salah satu jaket favorit dikalangan khalayak luas. Jaket yang memiliki model yang mengadopsi dari gaya militer ini memiliki daya tarik tersendiri dari para pecintanya. Parka tidak lagi diperuntukan khusus bagi para anggota militer yang bertugas dilapangan, kini parka telah berevolusi dan mewabah ke dunia fashion. Hingga beberapa subkultur secara terang-terangan mengadopsi jaket militer ini menjadi sesuatu yang ekslusif dan terlihat elegan ketika digunakan dalam berbagai aktifitas sehari-hari. Tapi, bagaimana awal mula parka digunakan? Simak ulasannya dipembahasan Prung Webzine kali ini.

 

Parka sendiri pertama kali dibuat oleh Caribou Inuit, salah satu warga Amerika yang tinggal di tempat yang sangat dingin dibagian Kanada Utara dan Alaska yang memiliki kebiasaan berburu anjing laut dan narwhal (salah satu jenis paus yang memiliki keunikan berupa tanduk spiral menyerupai unicorn). Suku Inuit ini terkadang juga mereka disebut Eskimo. Penduduk asli Greenland ini memiliki pertalian darah dengan bangsa Inuit. Mereka sangat mirip dengan Orang Asia Timur dan hal ini Terbukti bahwa Orang Asia sejak dahulu kala telah berimigrasi ke Benua Amerika Ini.

 

Parka sendiri awalnya dibuat oleh Caribou Inuit agar tetap hangat di Arktik Kanada, parka awalnya dibuat dari kulit anjing laut atau caribou (subspesies rusa dari Amerika Utara) dan sering dilapisi dengan minyak ikan untuk anti air. Kata "parka" diperkirakan berasal dari bahasa Nenets, yang diterjemahkan sebagai "kulit binatang".

 

 

Memasuki tahun 1940-an dan Perang Dunia II, parka kembali ke garis depan desain fungsional. Dengan mempertahankan beberapa kualitas jaket parka asli darin suku Inuit, mantel jaket berlapis bulu diperkenalkan sebagai solusi bagi militer untuk menjaga para prajurit dari cuaca yang sangat ekstrim dan cuaca yang buruk. Angin kencang dan kondisi cuaca sangat dingin selama para prajurit berada di medan perang membutuhkan jaket yang paling nyaman secara teknis yang terus berkembang hingga tahun 1950-an.

 

Menjelang Perang Dunia II, semua negara melepaskan pakaian berwarna cerah dari sebelumnya demi kamuflase yang lebih efektif. Bahkan di era baru seragam yang biasa digunakan ini, pakaian Angkatan Darat AS dianggap sangat tidak menarik. Pada hari-hari awal Perang Dunia II, bahkan para pelaut dan pilot Amerika meremehkan tentara angkatan darat sebagai "Brown Jobs," karena seragam coklat dan khaki mereka sangat mirip dengan muntah ketika kotor, dan terlihat seperti kotoran.

 

Sejak tahun 1940, Perang Dunia II telah berhasil menciptakan beberapa jaket parka yang digunakan dalam beberapa kegiatan lapangan pada saat itu. seperti misalnya pada tahun 1940 hingga 1945, jaket parka jenis ini biasa dikenal dengan model M-1941 atau lebih familiar dengan penyebutan M-41.

 

Jaket ini disebut oleh seorang veteran sebagai jaket yang tidak berguna sebagai pakaian tempur karena warnanya, ukurannya yang terlalu ketat dan tidak ada saku. Jaket yang ringan pasti menghalangi pertempuran Pasifik dan tidak cukup terisolasi untuk medan perang di Eropa pada saat itu. M-41 mungkin agak lebih tahan air dan tahan cuaca daripada jaket lainnya, tetapi masih banyak dicemooh sebagai kesalahan desain jaket. Meskipun demikian, tentara sering terlihat menggunakan parka jenis M-41 selama perang, bukan karena mereka menyukainya, tetapi biasanya karena kekurangan material dan preferensi pribadi komandan tertentu.

 

 

Pada 12 Agustus 1943, harapan para tentara itu terkabul. Kedatangan jaket parka terbaru pada saat itu yaitu M-43 adalah momen yang sangat dinantikan dan menunjukkan gambaran yang lebih bijaksana dalam desain seragam tentara perang pada saat itu. tetapi rupanya M-43 kembali gagal dalam beberapa hal. Meskipun M-43 menjadi jaket yang di dambakan oleh banyak tentara Amerika pada saat itu dengan cukup dilengkapi untuk kondisi keras dalam pertempuran musim dingin. Lebih banyak kantong, lebih banyak keserbagunaan, dan warna hijau yang lebih gelap yang akan membuat orang berhenti memanggil para tentara terlihat seperti kotoran. Hal terpenting dari jaket M-43 ini adalah lapisan yang bisa dikenakan di bawahnya.

 

Meskipun dapat digunakan sebagai pakaian militer yang secara teknis sangat baik, M-43 membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dari yang diharapkan untuk diproduksi dan banyak komponen yang diperlukan (liner) selain daripada itu, jaket M-43 ini juga jarang sampai ke pasukan yang membutuhkannya.

 

M-43 kemudian digantikan oleh M-50, yang pada dasarnya adalah pakaian yang sama tetapi dengan interior yang membuatnya lebih mudah untuk memasang liner. M-1951 terbuat dari 9 ons kain tahan cuaca dan dengan pengecualian kancing dan ritsleting, sangat mirip dengan jaket sebelumnya yaitu M-1943. Militer Amerika membuat sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya untuk memformalkan jaket lapangan yang kurang efektif dari sebelumnya, M-51 kembali ke akarnya sebagai potongan layering yang tidak terlalu sempit ketika digunakan. Ironisnya, meskipun M-51 secara kegunaan selangkah dari para pendahulu sebelumnya, banyak tentara di perang selanjutnya lebih memilihnya daripada penggantinya yaitu M-65. Tidak berhenti sampai disitu, penggunaan parka M-1951 juga terus digunakan dalam beberapa kegiatan perang selanjutnya.

 

Salah satu jaket militer paling terkenal yang pernah kesuksesan dalam dunia fashion adalah M-1951 Fishtail Parka. Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950, ketika 75.000 tentara Korea Utara menginvasi Republik Korea, atau dikenal sebagai Korea Selatan. Pada bulan Juli tahun itu juga tentara Amerika Serikat telah memasuki waktu perang, dan pada musim dingin tahun 1951, dan perang Korea telah sepenuhnya berlangsung.

 

Produksi massal pertama dari parka M-1951 Fishtail ini adalah pada tahun 1951 yang umumnya dikenal sebagai jaket M51. Militer Amerika Serikat membutuhkan sejumlah besar peralatan lapangan untuk cuaca dingin dan tidak mampu untuk memproduksi secara massal parka fishtail M-1948 yang berat, mahal dan berkualitas tinggi. Parka M-1951 adalah versi jaket yang lebih murah dari parka M-1948. Generasi pertama ini berbeda dari parka M48 karena tidak ada saku berlengan, tumpukan bulu yang tebal dan lapisan yang pas dari satin diganti dengan lapisan mohair atau alpaka yang dapat dilepas. Parka M-51 adalah konstruksi 3 bagian dengan M-51 Outer Shell, M-51 Liner dengan bulu serigala musim dingin terpisah yang dipangkas dengan tudung yang dapat dilepas. Desain parka M-51 baru ini akan memungkinkan setiap bagian kering lebih cepat yang merupakan kunci utama bagi tentara yang bertempur di lingkungan yang dingin dan sangat keras.

 

Produksi fishtail parka M-1951 berlanjut di Amerika Serikat sampai tahun 1956 ketika produksi dihentikan. Setelah periode ini produksi parka M-51 berlanjut di wilayah Amerika Serikat yang sekarang dikalahkan dan diduduki Jerman hingga tahun 1958. Sampai saat ini, kita akan sering menemukan parka M-51 buatan Jerman yang diberi nama dengan ejaan Mohair Freeze sebagai Mohair Frieze. Rangkaian parka M-51 lainnya dibuat sekitar tahun 1963 untuk jaket yang diproduksi oleh negara Inggris dan Kanada.

 

Tetapi rupanya masa jaya parka M-1951 fishtail belum berakhir. Jaket yang tidak terpakai oleh militer Amerika Serikat pada saat perang dunia dijual ke berbagai negara di seluruh dunia, dan mereka menunggu dengan sabar di toko perlengkapan angkatan laut. Beberapa tahun setelah perang, mereka mulai muncul kembali, kali ini di tempat yang tidak semestinya parka M-1951 dipakai.

 

Ketika tahun 1960-an, subkultur baru lahir di London. Dikenal sebagai “mod”, subkultur baru ini ini memfokuskan diri pada dunia musik dan fashion, dengan semangat para kaum kelas pekerja yang menjadi nafas bagi negara Inggris. Para penggiat subkultur mod ini sangat menyukai pakaian mewah, dan elegan. Mungkin bila di analogikan lebih lanjut, mereka adalah sekumpulan pemberontak yang sadar mode dan sangat berhati-hati dalam mengenakan pakaian yang meraka pakai.

 

Para penggiat subkultur mod ini menggunakan parka militer saat berkeliling London hingga menjadi salah satu jaket yang menjadi identitas mereka. Tampaknya ini juga merupakan pernyataan mode, karena penting bagi para penggiat subkultur mod agar mereka tidak terlihat sama seperti banyak orang pada saat itu. Secara khusus, jaket militer Amerika M-51 menjadi jaket favorit bagi sekumpulan anak muda hiper-modis ini.

 

Setelah disinggung diparagraf sebelumnya, dunia musik menjadi salah satu wadah yang kembali mengadopsi pakaian militer Amerika Serikat ini. Beberapa musisi Inggris yang khususnya berada dalam skena subkultur mod sering terlihat menggunakan jaket parka M-1951 fishtail ini, seperti Paul Weller mantan personil The Jam yang memiliki julukan “The Modfather”. Tetapi rupanya Paul Weller bukanlah satu-satunya musisi Inggris yang sering menggunakan jaket parka M-1951 ini, Liam Gallagher juga yang menjadi sosok rock n roll star pada tahun 1990-an ini juga sering terlihat menggunakan jaket parka M-1951 fishtail, baik ketika ia berada dipanggung, dijalan, hingga ketika ia sedang menyaksikan pertandingan sepak bola.

 

 

Sampai saat ini jaket parka M-1951 fishtail ini masih menjadi pilihan untuk mendukung gaya berpenampilan dikalangan anak muda ataupun orang dewasa sekalipun. Tidak hanya penggiat subkultur mod saja yang kini menggunakan jaket parka M-1951 fishtail ini, banyak juga para penggiat subkultur football casuals pun sering terlihat menggunakan jaket parka -1951 fishtail ini. Bagi kalian yang ini terlihat elegan, tidak berlebihan dan ingin melindungi diri dari cuaca dingin, jaket ini cocok bagi kalian dan Prung Terraceswear menyediakan dengan berbagai pilihan model. Kunjungi kami di www.prungtw.com selamat menikmati!

 

 

Penulis: Rifqi Maulana

 

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.